Tanamkan Hobi Baca Sejak Dini

Minggu, 13 Juni 2010

Pramoedya Ananta Toer - Gadis Pantai (270hal)

Gadis Pnatai lahir dan tumbuh di sebuah kampung nelayan di Jawa Tengah, Kabupaten Rembang. Seoarng gadis yang manis. Cukup manis untuk memikat hati seorang pembesar santri sertempat; seorang Jawa yang bekerja pada (administrasi) Belanda. Dia diambil menjadi Mas Nganten : perempuan yang melayani "kebutuhan" ... pembesar sampai kemudian pembesar memutuskan untuk menikah dengan perempuan yang sekelas atau sederajat dengannya.
Mulanya, perkawinan itu memberi prestise baginya di kampung halamannya karena dia dipandang telah dinaikkan derajatnya, menjadi Bendoro Putri. Tapi itu tidak berlangsung lama. Ia terperosok kembali ke tanah. Orang Jawa yang telah memilikinya, tega membuangnya setelah ia melahirkan seorang bayi perempuan.

Roman ini menusuk feodalisme Jawa yang tidak memiliki adab dan jiwa kemanusiaan tepat langsung di jantungnya yang paling dalam.

Kutipan Pramoedya Ananta Toer : "Mengerikan bapak, mengerikan kehidupan priyayi ini..ah tidak..aku tak suka pada priyayi. Gedung-gedungnya yang berdinding batu itu neraka. Neraka. Neraka tanpa perasaan..."

1 komentar:

  1. hmm..ini baru contoh priyayi yang kurang baik ya.. nanti kisah contoh priyayi yang baiknya menyusul..ok

    BalasHapus